DaunBali, Tabanan – Pada hari raya Kuningan, sebuah tradisi unik di Puri Kediri, yang dikenal sebagai “Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah,” kembali dilaksanakan. Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya turun-temurun masyarakat setempat sejak abad ke-18.
Kisah tentang Keris Ki Baru Gajah terdokumentasi dalam naskah sastra kuno, Purana Pura Luhur Pakendungan. Keris ini memiliki keterkaitan dengan legenda perjalanan seorang pendeta sakti bernama Dang Hyang Dwijendra ke Bali.
Dalam perjalanan spiritualnya, Dang Hyang Dwijendra mengunjungi Pura Luhur Pakendungan yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Di sana, ia berjumpa dengan bendesa (kepala desa) Desa Beraban.
Pada pertemuan tersebut, Dang Hyang Dwijendra memberikan sebuah keris sakti yang diberi nama Ki Baru Gajah kepada bendesa. Keris ini diyakini memiliki kekuatan mistis untuk mengusir berbagai macam hama dan penyakit. Nama “Ki Baru Gajah” diberikan karena keris ini digunakan dalam legenda untuk melawan Ki Bhuta Babahung yang memiliki wujud berkepala gajah.
Ritual Ngerebeg dimulai dengan persembahyangan bersama di Pura Suci Puri Kediri dan Pura Panti, diikuti dengan mengantar Keris Ki Baru Gajah dalam perjalanan sejauh 14 kilometer ke Pura Pekendungan di Desa Pakraman Beraban, Kecamatan Kediri. Tradisi ini melibatkan keluarga Puri Kediri serta enam banjar di Desa Adat Kediri.
Dalam perjalanan, Keris Ki Baru Gajah dibawa oleh keturunan brahmana mengelilingi Puri Kediri untuk menetralisir aura negatif sebelum tiba di Pura Pekendungan. Acara ini diiringi dengan semarak gong baleganjur dan berbagai atribut tradisional seperti tombak, kober, dan bendera. Tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah adalah salah satu warisan budaya yang kaya dan memesona di tengah-tengah masyarakat Desa Kediri.