DaunBali, Gianyar – Desa Tegallalang di Bali tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan tradisi uniknya yang disebut Ngerebeg. Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara yang mengunjungi kawasan tersebut.
Ngerebeg merupakan tradisi yang digelar setiap 6 bulan sekali, bertepatan dengan Buda Kliwon Pahang atau hari Pegat Uwakan. Tradisi ini dianggap sebagai suatu rutinitas yang penting bagi masyarakat Desa Tegallalang karena mereka percaya bahwa jika tradisi ini tidak digelar, akan mendatangkan hal buruk bagi desa mereka.
Partisipan dari Ngerebeg melibatkan anak laki-laki dan dewasa yang memakai riasan menakutkan dan berwajah seram. Mereka akan berjalan berkeliling desa sepanjang 6 km, menampilkan penampilan yang menyeramkan sebagai simbol atau wujud dari “wong samar” atau mahluk halus yang diyakini sering mengganggu anak-anak.
Selain sebagai hiburan bagi wisatawan dan penduduk sekitar, Ngerebeg juga memiliki makna filosofis yang tinggi bagi masyarakat Desa Tegallalang. Ritual ini menjadi tempat bagi “wong samar” untuk hidup berdampingan dengan manusia, dengan tujuan menjaga keharmonisan antara manusia dan makhluk halus.
Para penduduk desa percaya bahwa tidak boleh menghalangi seseorang yang ingin ikut berpartisipasi dalam tradisi ini, karena hal itu dapat mengakibatkan hal buruk. Oleh karena itu, meskipun penampilan peserta dibuat seram dengan riasan yang menyeramkan, filosofi dan tujuan utama dari tradisi Ngerebeg ini sangat dijunjung tinggi.
Ngerebeg bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya dan kepercayaan masyarakat Desa Tegallalang. Keunikan dan makna yang terkandung dalam tradisi ini menjadikannya sebagai salah satu daya tarik utama bagi para wisatawan yang mengunjungi Bali.