Nyaagang: Tradisi Memuliakan Para Leluhur di Klungkung, Bali

Bagikan ke :

DaunBali, Klungkung – Di Desa Tojan, Klungkung Bali, sebuah tradisi yang kaya akan makna dan warisan budaya terus dijaga dengan penuh kehormatan. Tradisi tersebut dikenal sebagai nyaagang, sebuah rangkaian upacara terakhir yang diselenggarakan pada Hari Raya Kuningan.

Nyaagang, yang dipercaya sebagai jalan untuk mengantarkan roh para leluhur kembali ke nirwana, menjadi momen yang sangat dihormati dan diantisipasi oleh masyarakat setempat. Pelaksanaannya yang dilakukan pada siang hari pukul 12.00 tepat di depan pintu rumah masing-masing, menjadi pemandangan yang mengesankan.

Turun-temurun, tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan identitas budaya Klungkung. Menggunakan sarana khusus, nyaagang diisi dengan banten saagan yang terdiri dari sesajen. Sesajian ini meliputi berbagai macam makanan seperti jajanan kering, jagung, nanas, dan daging.

Tidak hanya makanan, unsur yang tak boleh terlewatkan dalam banten saagan adalah batang tebu. Batang tebu ini memiliki makna simbolis yang dalam, sebagai sarana untuk memikul bekal pada Galungan dan Kuningan. Dipercaya bahwa batang tebu ini mampu membawa rejeki melalui perantara batang tersebut.

Melalui nyaagang, masyarakat Klungkung tidak hanya menghormati leluhur mereka, tetapi juga menjaga dan merayakan kekayaan budaya yang telah diberikan oleh nenek moyang mereka. Tradisi ini tidak hanya menjadi warisan berharga bagi Klungkung, tetapi juga merupakan bagian penting dari keberagaman budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *