DaunBali, Health – Perusahaan farmasi AstraZeneca telah mengambil langkah drastis dengan menarik vaksin COVID-19 buatannya di seluruh dunia. Keputusan ini datang setelah munculnya laporan mengenai efek samping langka, yaitu sindrom trombosis dengan trombositopenia atau TTS.
Pakar imunologi dan Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP PERALMUNI), Prof. Dr. Iris Rengganis dilansir dari health.detik.com, menjelaskan bahwa gejala TTS biasanya muncul dalam rentang waktu enam bulan pasca vaksinasi. Namun, ia menekankan bahwa jika gejala tersebut terjadi setelah lebih dari setahun, kemungkinan besar tidak terkait dengan vaksinasi.
“Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) biasanya diamati dalam rentang waktu satu bulan, jadi jika sudah lewat waktu itu, kemungkinannya sangat kecil. Terutama dengan penurunan antibodi vaksin dalam enam bulan, makanya penting untuk mendapatkan booster setelah enam bulan,” kata Dr. Iris.
Meskipun demikian, Prof. Iris juga menyoroti bahwa efek samping pembekuan darah langka ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kondisi fisik penerima, penyakit penyerta, dan faktor genetik. Para pakar masih terus menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kemunculan kondisi ini.
Di Indonesia, Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) menyatakan tidak ada laporan efek samping TTS pasca vaksinasi COVID-19 AstraZeneca. Hal ini didasarkan pada surveilans aktif dan pasif yang telah dilakukan selama lebih dari setahun.
“Selama setahun, bahkan lebih, kami memantau dari Maret 2021 hingga Juli 2022. Kami memperpanjang pemantauan karena tidak ada laporan TTS pada AstraZeneca,” jelas Ketua Komnas KIPI, Prof. Hinky Hindra Irawan Satari.
Lebih lanjut, Prof. Hindra menjelaskan bahwa kejadian ikutan pasca imunisasi terjadi jika terdapat penyakit atau gejala antara 4 hingga 42 hari setelah vaksin disuntikkan. Meskipun tidak ada kasus TTS terkait dengan vaksin AstraZeneca di Indonesia, pemantauan terus dilakukan untuk memastikan keselamatan masyarakat dalam program vaksinasi COVID-19.