Bangkitnya Bumbung Kepyak: Mengenang Jejak Sejarah dan Membangkitkan Kesenian Asli Jembrana

Bagikan ke :

DaunBali, Jembrana – Kesenian Bumbung Kepyak, warisan budaya asli Kabupaten Jembrana, Bali, kini mengalami kebangkitan yang menggembirakan di tengah masyarakat setempat. Dipraktikkan oleh masyarakat Tempek Palamertha, Banjar Adat Kertha Sentana, Desa Adat Kertha Jaya, Lingkungan Dewasana, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Bumbung Kepyak mempesona dengan alunan musik khasnya yang mengandalkan alat musik tradisional berbahan bambu.

Dilansir dari DetikBali menurut I Putu Santiasa, Kelian Tempek Palamertha, Bumbung Kepyak diperkenalkan oleh seorang tokoh seniman bernama I Ketut Gender sekitar tahun 1942. Berawal dari keisengan bersama sejumlah penglingsir, kesenian ini kini menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Jembrana.

Dalam pementasannya, Bumbung Kepyak melibatkan sedikitnya 19-25 orang personel dengan peran masing-masing dalam menabuh alat musik tradisional tersebut. Kepyak, gem, dan kendang berbahan bambu menjadi ciri khas utama, sementara penari joged memberikan hiburan tambahan dengan gerakan indahnya.

Santiasa menjelaskan bahwa nama “Kepyak” berasal dari bunyi “pyak” yang dihasilkan ketika dua bilah bambu yang di atasnya telah dibelah itu bertemu, menimbulkan suara mirip dengan batang bambu yang pecah. Sementara itu, jagabaya, pengawal penari joged, bertugas menjaga keamanan dan melindungi penari dari pengibing yang tidak pantas.

Meskipun pernah mengalami masa vakum dan hampir punah, Bumbung Kepyak kembali direkonstruksi pada tahun 1994 melalui dukungan Pemkab Jembrana. Namun, tantangan tidak berhenti di situ, karena kesenian ini harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan minimnya kesempatan untuk tampil.

Santiasa bersama Sekaa Bumbung Kepyak Kelurahan Pendem berusaha mempertahankan keaslian kesenian ini, termasuk dengan merekrut dan melatih generasi muda untuk melanjutkan tradisi tersebut. Namun, perawatan alat musik dan dukungan dari pemerintah sangat diperlukan untuk memastikan kelangsungan Bumbung Kepyak sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Jembrana.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *