DaunBali, Bali – Bondres, salah satu kesenian tradisional Bali, memiliki sejarah yang panjang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Bali. Awalnya, Bondres muncul sebagai selingan dalam kesenian topeng di Bali, namun seiring waktu, Bondres berkembang menjadi pertunjukan tersendiri yang lebih menekankan pada lawakan atau banyolan.
Diperkirakan Bondres telah ada sejak abad ke-11, awalnya digunakan sebagai media penyuluhan yang bersifat edukatif. Melalui lawakan atau banyolan, pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat dapat diterima dengan lebih baik. Di era tersebut, Bondres banyak dipakai sebagai alat penyuluhan yang lebih mengutamakan pesan-pesan edukatif.
Dalam pertunjukan Bondres, penonton disuguhi alur cerita, tetapi fokus utamanya adalah pada lawakan para seniman Bondresan yang mengandung pesan-pesan yang ingin disampaikan. Bahasa yang digunakan pun lebih familiar bagi masyarakat Bali, sehingga pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh penonton.
Asal-usul kata “Bondres” sendiri berasal dari bahasa Bali, yaitu “Abnyol” yang artinya lucu. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa Bondres merupakan singkatan dari “Bondo Merenges” yang artinya goras-gores tak beraturan, mengacu pada wajah Bondres yang tidak beraturan dalam penampilannya.
Pertunjukan Bondres tidak hanya melibatkan lawakan, tetapi juga musik. Gambelan Bali menyatu dalam pertunjukan ini, menyatukan antara seni tari, lawakan, dan musik menjadi satu kesatuan yang menghibur dan mendidik.
Bondres telah menjadi bagian penting dari warisan budaya Bali, terus dilestarikan dan diapresiasi oleh masyarakat Bali sebagai salah satu bentuk seni yang menghibur namun juga mendidik. Dengan pesan-pesan yang disampaikan melalui lawakan, Bondres membawa manfaat edukatif bagi penontonnya, menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan budaya Bali.