Makna Lagu Bali “Eda Ngaden Awak Bisa

Bagikan ke :

DaunBali, Budaya – Sebagai orang Bali, pasti sudah tak asing lagi dengan kalimat “Eda ngaden awak bisa, depang anake ngadanin.” Terjemahannya adalah “jangan menganggap diri bisa, biar orang lain menilai.” Kalimat ini merupakan bait pertama dan kedua dari lagu berbahasa Bali yang termasuk dalam pupuh ginada untuk sekar alit, yang sering digunakan sebagai pengantar tidur anak-anak.

Terjemahan dan Makna

Secara lebih luas, makna dari bait-bait tersebut adalah ajakan untuk tidak bersikap arogan atau sombong ketika memiliki pengetahuan atau kemampuan tertentu. Kalimat ini sering dijadikan acuan oleh masyarakat Bali dalam berperilaku sehari-hari. Namun, jika hanya dimaknai sebagian, nilai dalam dua bait tersebut dapat berdampak kurang baik. Misalnya, banyak anak-anak yang takut menonjolkan diri karena khawatir dianggap sombong.

Dalam masyarakat Bali, sering terdengar ucapan seperti “kapan majunya orang Bali kalau selalu mengaku tidak bisa,” atau “ini sebabnya kita selalu kalah dibanding yang lain, karena tidak pernah mau menonjolkan kemampuan yang dimiliki, meski bisa diandalkan.” Oleh karena itu, penting untuk melihat dan memahami lagu ini secara utuh dari seluruh bait yang ada.

Bait Lengkap Lagu

Bait lengkap lagu tersebut adalah sebagai berikut:

Eda ngaden awak bisa
Depang anake ngadanin
Geginane buka nyampat
Anak sai tumbuh luu
Ilang luu buka katah
Yadin ririh liu nu peplajahan

Terjemahannya:

Jangan mengira dirimu sudah pintar
Biarlah orang lain yang menilai diri kita/menyebutnya demikian
Ibarat sedang menyapu
Sampah akan muncul terus menerus
Kalau sampah habis, masih banyak debu
Biarpun kamu sudah pintar, masih banyak yang harus dipelajari

Lagu ini terkesan polos, lugu, dan apa adanya, namun sarat akan makna. Setiap baitnya mengandung pesan yang dalam:

1. Hindari Kesombongan
Jangan sombong dengan mengatakan diri pintar, baik, atau serba tahu. Hindari pula memuji diri sendiri. Orang lainlah yang seharusnya menilai dan mengatakan demikian, bukan diri kita sendiri.

2. Belajar Terus Menerus
Segala bentuk pembelajaran atau tindakan baik yang kita lakukan harus dilakukan secara berkelanjutan. Seperti menyapu yang tidak cukup dilakukan sekali saja.

3. Keterbatasan Manusia
Tidak ada manusia yang sempurna. Meski seseorang mungkin pintar dalam satu bidang, masih banyak hal lain yang perlu dipelajari.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *