Melestarikan Tradisi Dewa Mesraman di Klungkung: Warisan Budaya yang Berharga

Bagikan ke :

DaunBali, Klungkung – Salah satu kekayaan budaya yang masih dijaga dan dilestarikan dengan cermat di Klungkung, Bali, adalah tradisi Dewa Mesraman. Upacara ini tidak hanya menjadi bagian penting dari warisan budaya lokal, tetapi juga menandakan rasa penghormatan dan ketaatan kepada leluhur yang dihormati di Pura Panti Banjar Timbrah Desa Paksebali Klungkung.

Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Dewa Mesraman adalah bagian dari upacara piodalan yang diadakan di Pura Panti Banjar Timbrah. Upacara ini dilakukan setiap enam bulan sekali oleh masyarakat Banjar Timbrah, bertujuan untuk mengekspresikan rasa bakti kepada leluhur yang dipuja di Pura Panti Timbrah.

Nama “Dewa Mesraman” sendiri berasal dari kata “mesra”, yang berarti “bersenang-senang, bermesraan, bersenda gurau”. Upacara ini dilakukan pada Sabtu Kliwon wuku Kuningan, yang bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, sebuah momen yang sangat penting dalam kalender Hindu.

Tradisi ini terdiri dari beberapa tahap, yang mencerminkan kompleksitas dan kedalaman makna yang terkandung di dalamnya. Tahap pertama, “Ngiyas pretima”, melibatkan penghiasan arca perwujudan Tuhan yang Maha Esa. Selanjutnya, “Mendak pretima” adalah saat masing-masing keluarga membawa pretima mereka menuju Pura Panti Timbrah.

Tahapan selanjutnya termasuk “Ngelinggihang di pengaruman” untuk menempatkan pretima bersama-sama dengan yang lain, “Nunas paica” untuk menyantap makanan bersama sebelum pergi mesuican, “Mesucian” untuk membersihkan pretima di tepi Sungai Unda, “Mewali” untuk kembali ke Pura Panti Timbrah, “Mesolah” yang dilaksanakan di halaman Pura, “Katuran piodalan” sebagai puncak upacara, dan “Ngaturang pemuspan” yang melibatkan seluruh anggota Panti Timbrah dan masyarakat terkait.

Upacara Dewa Mesraman tidak hanya merupakan rangkaian ritual, tetapi juga sebuah momen untuk mempererat hubungan sosial dan kebersamaan antar anggota masyarakat. Dengan melestarikan tradisi ini, masyarakat Klungkung tidak hanya menjaga warisan budaya mereka tetap hidup, tetapi juga menghormati nilai-nilai leluhur dan identitas lokal yang kaya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *