Mengungkap Ritual Ngerebong: Kerauhan Massal dalam Tradisi Kuno Desa Kesiman

Bagikan ke :

DaunBali, Denpasar – Di tengah gemerlap budaya Bali, terdapat sebuah ritual kuno yang mengundang perhatian: Ngerebong, sebuah upacara yang digelar di Pura Peliatan Kesiman, Denpasar, tepat delapan hari setelah perayaan Kuningan. Ritual ini menjadi unik karena dalam prosesinya, banyak Penyungsung Pura (Umat Hindu) yang mengalami kesurupan massal.

Ngerebong, yang juga dikenal sebagai “Ngerebong”, menjadi sorotan karena puluhan warga, tidak hanya dari Desa Kesiman, tetapi juga dari Kabupaten Badung dan wilayah lain di Bali, mengalami kerauhan atau kesurupan massal. Awalnya, upacara ini dimulai dengan hening, namun tiba-tiba berubah menjadi riuh dan menegangkan ketika puluhan warga yang hadir mengalami kesurupan.

Selama ritual, ribuan warga bergabung untuk mengelilingi bangunan Wantilan Pura sebanyak tiga kali. Mereka tidak hanya mengalami kesurupan dengan berbagai reaksi seperti berteriak, tertawa, atau menangis, tetapi juga melakukan aksi “ngurek” dengan menusukkan keris ke bagian tubuh mereka tanpa menimbulkan luka.

Menurut Bendesa Adat Kesiman, Made Karim, Ngerebong merupakan bagian dari upacara Butha Yadnya, yang bertujuan untuk mengubah sifat-sifat jahat menjadi sifat-sifat baik. Ritual ini adalah bentuk puji syukur kepada Tuhan, serta untuk menetralisir kekuatan jahat agar tidak mengganggu umat manusia, khususnya warga Desa Kesiman.

Tradisi Ngerebong sendiri sudah berusia ratusan tahun dan dianggap sebagai bentuk perlindungan dari wabah dan bencana bagi warga Desa Kesiman. Meskipun menimbulkan kontroversi dan kebingungan bagi beberapa orang, ritual ini tetap dijaga dengan erat sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan spiritualitas Bali.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *