DaunBali, Gianyar – Tradisi mandi pengantin Bali di sungai, yang sebelumnya telah hilang selama 30 tahun, kini kembali dilakukan, berkat upaya dari I Made Dwi Sutaryantha, perbekel Desa Peliatan. Program penataan lingkungan menjadi salah satu fokus utama, dengan tujuan tidak hanya mengembalikan sungai ke fungsinya sebagai sumber air, tetapi juga menghidupkan kembali tradisi yang hilang tersebut.
Melalui komunitas Peliatan ngogo atau Pego, yang beranggotakan masyarakat desa, upaya pembersihan dan penataan sungai dilakukan sejak tahun 2019. Hingga kini, enam titik sungai di Desa Peliatan telah dibersihkan dan dipulihkan. Tradisi melukat, upacara pembersihan jiwa, juga kembali diadakan di sungai yang kembali bersih ini.
Selain menjadi tempat berkunjung bagi para wisatawan, sungai yang dipercantik dengan patung Rajapala dan para bidadari ini juga menjadi lokasi meditasi. Melalui pembersihan sungai, mata air baru yang sebelumnya terbenam oleh sampah pun terbuka kembali.
Upaya ini tidak terlepas dari kerja sama antara perbekel dan kepala adat, yang merangkul warga untuk berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Desa Peliatan, yang kental dengan budaya dan adat asli Bali, menunjukkan komitmen dalam mengembalikan tradisi melalui pembersihan sungai, sebagai bagian dari usaha untuk melestarikan khasanah budaya.
Dengan masih ada beberapa titik sungai yang akan terus dibersihkan, harapannya sungai yang menjadi bagian hidup masyarakat Desa Peliatan dapat terus lestari dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan warga dan lingkungan sekitar.