DaunBali- Bali, pulau eksotis yang terkenal akan keindahan alamnya, juga merupakan rumah bagi mayoritas masyarakat yang memeluk agama Hindu di Indonesia. Dengan sebutan “pulau seribu pura,” Bali memang menjadi pusat kehidupan religius bagi umat Hindu di Indonesia. Salah satu momen sakral yang sangat dihormati oleh masyarakat Hindu Bali adalah perayaan hari raya Galungan dan Kuningan.
Galungan: Perayaan Kemenangan Dharma
Hari raya suci Galungan merupakan momen perayaan yang dirayakan setiap enam bulan sekali atau 210 hari. Jatuh pada hari Rabu budha kliwon wuku dungulan, Galungan merayakan kemenangan Dharma melawan Adharma. Dalam bahasa Jawa Kuno, Galungan berarti bertarung atau menang, yang mencerminkan semangat perjuangan dan kemenangan.
Selama perayaan Galungan, umat Hindu Bali menyajikan persembahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa dan Dewa Bhatara sebagai ungkapan syukur. Tradisi turun temurun dan kepercayaan yang kental menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini, menguatkan ikatan spiritual umat Hindu dengan Tuhan dan leluhur mereka.
Kuningan: Mencapai Peningkatan Spiritual
Hari raya Kuningan, atau yang sering disebut tumpek kuningan, terjadi sepuluh hari setelah Galungan. Sama seperti Galungan, Kuningan juga diperingati setiap enam bulan sekali. Kuningan memiliki makna mendalam dalam pencapaian peningkatan spiritual melalui introspeksi, untuk terhindar dari marabahaya.
Pada hari Kuningan, umat Hindu Bali meyakini bahwa para Dewa dan Bhatara, bersama dengan para leluhur, turun ke bumi hanya sampai tengah hari. Oleh karena itu, upacara dan persembahyangan dilakukan hanya hingga pukul 12 siang.
Perayaan Galungan dan Kuningan tidak hanya menjadi momen penting bagi umat Hindu Bali, tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang menarik bagi wisatawan yang mengunjungi pulau Bali. Melalui perayaan ini, terbuka kesempatan untuk memahami dan menghargai kekayaan tradisi dan spiritualitas yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Bali.
Pingback: Tradisi Mesuryak: Penghormatan kepada Leluhur di Dusun Bongan Gede – Daunbali
Pingback: Uniknya Tradisi Mapeed dan Ngerebeg di Pura Alas Kedaton, Desa Kukuh, Tabanan – Daunbali
Pingback: Tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah di Kediri, Tabanan – Daunbali