DaunBali, Gianyar – Di tengah gemerlap budaya Bali, tersembunyi sebuah keajaiban spiritual yang memukau di Pura Sabang Daat. Terletak di Desa Pakraman Puakan, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, pura ini memancarkan aura keagungan dengan keunikannya yang memikat.
Meskipun bayangan tentang pura sering kali terpaut dengan gambaran bangunan suci, Pura Sabang Daat memperlihatkan sisi yang berbeda. Tidak ada bangunan khusus yang menjulang tinggi di pura ini, hanya sebuah asagan, tempat untuk meletakkan banten (sesajen), yang menjadi pusat aktivitas keagamaan.
Menurut Pemangku Pura Sabang Daat, Jero Mangku Puseh Desa Puakan, nama “Sabang Daat” berasal dari “Saba”, yang berarti pertemuan orang penting, dan “Daat”, yang berarti pingit atau sakral. Artinya, pura ini adalah tempat yang disucikan untuk pertemuan yang penting.
Uniknya, Pura Sabang Daat tidak memiliki bangunan palinggih seperti pura pada umumnya. Pura ini masih mempertahankan asagan sebagai pusat kegiatan, seperti yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kendati secara sekala (nyata) tidak terlihat, namun secara niskala (gaib), konon terdapat bangunan pura yang megah, termasuk bangunan Padasana yang berbahan emas.
Meskipun hanya berupa asagan di tengah hutan, pura ini memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat sekitar. Dalam kepercayaan mereka, Pura Sabang Daat adalah tempat memohon berkah dan menyembuhkan. Setiap upacara di sini dipimpin oleh pemangku setempat, tanpa melibatkan sulinggih atau alat musik gamelan.
Banyak warga setempat yang mengakui mendapat kesembuhan dan berkah setelah melakukan nunas tirta (tamba) di Pura Sabang Daat. Keyakinan dan ketulusan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi tradisi dan kegiatan spiritual di pura ini, yang bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sumber kekuatan dan harapan bagi mereka yang membutuhkannya.