Tradisi Mejarag Jaje Lempeng: Ungkapan Syukur dan Perlindungan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Bagikan ke :

DaunBali, Gianyar – Banjar Sebatu di Tegallalang, Gianyar, Bali, kembali merayakan tradisi unik yang dikenal sebagai Mejarag Jaje Lempeng, atau sering disebut juga Karya Nuuh. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur dan perlindungan yang dilakukan setiap satu tahun sekali oleh masyarakat desa.

Sebelum pelaksanaan tradisi, masyarakat Banjar Sebatu mempersembahkan sesajen berupa banten yang berisi jajan-jajan khas seperti jajan lempeng, jajan crorot, jajan buntilan, dan jajan lapis. Banten ini juga diisi dengan berbagai macam buah sebagai bagian dari persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kemudian, banten tersebut disuun (dibawa dengan meletakkan di atas kepalanya) ke pura desa untuk dipersembahkan.

Pada saat pelaksanaan tradisi, seorang laki-laki dipilih sebagai tukang adur yang akan menjadi penjaga dari sesajen yang akan dijarag (direbut). Tukang adur mengikuti instruksi dari jro mangku yang membacakan mantra, sementara masyarakat melakukan persembahyangan. Hanya laki-laki yang mempunyai anak laki-laki yang bisa menjadi tukang adur, sedangkan perempuan baru bisa menjadi tukang adur setelah memiliki anak perempuan.

Setelah persembahyangan selesai, masyarakat berkumpul di Nista Mandala Pura untuk menyaksikan tradisi tersebut. Anak-anak laki-laki bersorak kegirangan dan bersiap untuk berpartisipasi dalam tradisi ini. Masyarakat menunggu dengan penuh hikmat saat sesajen yang akan dijarag dibawa keliling oleh empat orang, diikuti oleh tukang adur yang membawa tiga biji lidi yang diikat dengan benang Tridatu.

Tradisi mencapai puncaknya ketika anak-anak berebut untuk mendapatkan sesajen yang dijarag, sementara tukang adur memukul pundak mereka dengan lidi. Tradisi berakhir ketika sesajen habis didapatkan oleh anak-anak, dan disusul dengan ngelungsur banten ke Utama Mandala Pura.

Makna dari tradisi Mejarag Jaje Lempeng adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas anugrah kesuburan dan hasil melimpah dari pertanian yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, serta sebagai doa untuk keselamatan dan perlindungan bagi masyarakat desa. Tradisi ini menjadi bagian penting dari budaya dan kepercayaan masyarakat Banjar Sebatu, menunjukkan kekayaan warisan budaya Bali yang masih dijunjung tinggi hingga saat ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *