Tradisi Meleladan di Puri Ageng Mengwi: Memelihara Warisan Budaya Bali

Bagikan ke :

DaunBali, Badung – Puri Ageng Mengwi telah menjadi penjaga dan pelindung seni, budaya, dan tradisi Bali selama berabad-abad. Salah satu upacara yang menjadi bukti teguhnya tradisi ini adalah Meleladan, serangkaian upacara Dewa Yadnya yang merupakan bagian dari Karya Padudusan Agung di Puri Ageng Mengwi, Kabupaten Badung.

Meleladan, sebuah tradisi turun-temurun yang sudah berlangsung sejak abad ke-17 saat berdirinya Kerajaan Mengwi pada tahun 1734, menjadi momen penting dalam pelestarian warisan budaya Bali. Menurut Anak Agung Mayun Eman, panitia dan kerabat Puri Ageng Mengwi, Meleladan bukan hanya sebuah upacara, tetapi juga ekspresi rasa bhakti masyarakat serta simbol menyatunya pemimpin dengan rakyatnya.

Tradisi ini memiliki ciri khas unik di mana masyarakat wilayah Kecamatan Mengwi berkumpul di Puri Ageng Mengwi dengan membawa haturan, persembahan berupa bahan-bahan upacara Yadnya. Upacara ini diyakini akan membawa keseimbangan dan keselamatan bagi masyarakat Kabupaten Badung serta alam semesta.

Setelah serangkaian upacara seperti Ngantukan Jro Luh dan karya padudusan agung, Meleladan dilanjutkan dengan partisipasi masyarakat desa Adat Mengwi. Ribuan orang, didampingi oleh panca gita dan gong, mengikuti prosesi ini dengan penuh kekaguman dan kesetiaan terhadap tradisi nenek moyang mereka.

Melalui Meleladan, Puri Ageng Mengwi tidak hanya memperkuat ikatan antara pemimpin dan rakyatnya, tetapi juga memelihara dan menghormati warisan budaya Bali yang kaya akan makna dan kearifan lokal. Tradisi ini bukan hanya sebuah upacara, tetapi juga sebuah perwujudan dari kepercayaan dan keharmonisan yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Bali.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *