DaunBali, Badung – Desa Kapal, sebuah persembahan budaya yang memikat, tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan budayanya yang kaya dan unik. Salah satu tradisi yang menarik adalah Perang Tipat Bantal, atau dikenal juga sebagai Aci Rah Pengangon, yang merupakan ungkapan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas berkah yang melimpah bagi masyarakat desa.
Setiap bulan keempat, pada Purnama sasih kapat, warga Desa Kapal bersiap untuk merayakan tradisi ini di Pura Desa Kapal. Dalam pelaksanaannya, masyarakat terbagi menjadi dua kelompok yang bersiap untuk “berperang” dengan melemparkan tipat bantal (ketupat) yang telah disiapkan sebelumnya.
Perang Tipat Bantal tidak hanya terjadi di dalam pura, tetapi juga meluas ke jalan raya di depan pura. Suasana semakin meriah dengan riuh rendahnya suara warga yang bergembira menyambut tradisi ini.
Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya yang penting bagi masyarakat Desa Kapal. Keunikan dan keindahan tradisi ini telah diakui secara resmi sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2017.
Perang Tipat Bantal tidak hanya menjadi pesta rakyat semata, tetapi juga merupakan simbol persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat Desa Kapal. Melalui tradisi ini, mereka menggambarkan rasa syukur dan kekompakan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Dengan kelestarian tradisi seperti Perang Tipat Bantal, Desa Kapal tidak hanya memperkaya khazanah budaya Indonesia, tetapi juga menjaga keberlangsungan nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sebuah perayaan yang menggugah dan memperkaya jiwa, menjadikan Desa Kapal sebagai destinasi budaya yang patut dikunjungi dan dihargai oleh siapa pun yang ingin merasakan kehangatan dan keindahan tradisi lokal Indonesia.