DaunBali, Gianyar – Di tengah ancaman cuaca ekstrem yang hampir terjadi setiap tahun, Desa Adat Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar, mempertahankan tradisi kuno mereka dengan menggelar upacara “Ngedeblag” sebagai bentuk doa dan harapan untuk keselamatan umat manusia dan alam.
Setiap tahun, saat tilem sasih kelima tiba, warga Desa Adat Kemenuh berkumpul di Pura Dalem untuk mengikuti upacara yang telah turun-temurun ini. Dalam upacara “Ngedeblag”, warga mengenakan pakaian khas yang menyeramkan, dengan wajah dihiasi motif “Aeng” untuk menakuti hal-hal negatif.
Ritual dimulai dengan pecaruan di Pura Dalem, di mana warga melakukan persembahyangan bersama dan menyajikan banten sebagai tanda penghormatan kepada para dewa. Setelah itu, warga berpakaian seram melintasi desa sambil membawa pretima, barong, dan alat musik tradisional.
Bendesa Adat Kemenuh, Ida Bagus Putu Alit, menjelaskan bahwa “Ngedeblag” bertujuan untuk menyelaraskan hubungan antara bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit (manusia), serta memohon keselamatan bagi umat manusia dan alam beserta isinya.
Upacara “Ngedeblag” tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi simbol keharmonisan antara manusia dan alam. Dengan mempertahankan tradisi ini, masyarakat Desa Adat Kemenuh berharap dapat menjaga keseimbangan ekologis dan spiritual, serta memperkuat ikatan antargenerasi dalam menjaga warisan budaya mereka.